Wanita Lebih Panjang Umur Dibanding Pria, Ini Sebabnya

{UNIQUE NEWS CENTER at home and abroad}
Tahukah kamu, ternyata kaum wanita berusia lebih panjang lima sampai enam tahun dibanding pria. Dikutip dari Time, sampai usia 85, perbandingan panjang umur antara perempuan dan laki-laki adalah 6:4. Sementara pada usia 100 tahun, rasio tersebut cenderung menjadi 2:1.

Bagaimana ini bisa terjadi, ada dua hal jadi musababnya.
guardian.co.uk
Pertama, berdasar sebuah studi di Inggris yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Lancester pada lalat buah, ditemukan bahwa hal ini merujuk  ke sejumlah mutasi mitochondrial DNA.

Kesimpulan sementara atau hypotesis riset yang dilakukan tim dari Universitas Lancaster, Inggris, itu melaporkan seperangkat DNA yang diwariskan hanya dari ibu dapat berbahaya bagi lelaki dan mempercepat penuaan pada pria. Mutasi mitochondrial DNA itu akan mempengaruhi berapa lama lelaki hidup dan percepatan proses penuaan mereka.

Mitochondrial DNA, yang ditemukan pada banyak spesies termasuk manusia, hanya diwariskan melalui ibu. Jadi, tak ada tekanan evolusi dari pihak ayah untuk menyaring mutasi yang berbahaya buat lelaki.

Sementara perempuan - yang tak terpengaruh - akan terus mewariskan mutasi itu ke putra mereka. Akumulasi mutasi tersebut akhirnya dapat mengarah kepada perbandingan usia panjang antara lelaki dan perempuan. Oleh peneliti, teori itu dinamakan Mother's Curse atau 'Kutukan Ibu'.
lauraconsistentlyinconsistent.blogspot.com

"Kami memperlihatkan bahwa 'Mother's Curse' jauh lebih luas dampaknya pada sejarah kehidupan pria dibandingkan dengan yang sebelumnya diperkirakan. Ini mengakibatkan penimbunan mutasi yang membuat pria lebih cepat menjadi tua dan menjalani hidup lebih singkat ketimbang perempuan," kata Dr. David Clancy dari Lancaster University.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.

Kedua, ada pendapat lain yang jadi penyebab laki-laki berumur lebih pendek. Hipotesa ini berdasar pada penelitian Daniel Kruger dari University of Michigan.

Sebabnya adalah karena para pria rela mati demi seks. Angka kematian yang lebih tinggi pada pria dimotivasi oleh persaingan untuk mendapat pasangan kawin.

Wanita lebih banyak berinvestasi dan menahan diri dalam urusan reproduksi sehingga pria kemudian cenderung bersaing dengan pria lain untuk mendapat pasangan kawin dan mencoba membuat dirinya terlihat menarik di mata wanita.
caribdirect.com
dgreymatter.wordpress.com
"Kompetisi ini mengarah pada strategi yang berisiko bagi pria dan mengakibatkan tingginya angka kematian. Jika persaingan untuk mendapat pasangan kawin bertanggung jawab atas kematian pria, maka semakin banyak persaingan untuk mendapat pasangan kawin, maka angka kematian pria cenderung makin tinggi," kata Krugerseperti dilansir Phys.org.

Dalam penelitian, Kruger menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan pada pria yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat pengambilan risiko dan kematian.

Faktor pertama adalah poligami, yaitu situasi sosial di mana seorang pria mempertahankan hubungan seksual dengan banyak wanita.

Beberapa spesies primata banyak melakukan poligami, yaitu 1 ekor jantan dominan mengawini sebagian besar betina dalam kelompok dan pejantan lainnya ditinggalkan.

Budaya manusia memiliki berbagai jenis poligami. Kruger menemukan bahwa semakin banyak poligami, maka semakin tinggi pula tingkat kematian pria.
suite101.com
Dalam budaya poligami, pria akan mendapat keuntungan besar jika menjadi dominan, salah satunya mendapatkan banyak pasangan kawin. Pria yang tidak dominan tidak dapat memilih pasangan atau bahkan tidak mendapat pasangan kawin yang tersisa.

Faktor kedua adalah tingkat kesenjangan ekonomi. Dalam pemilihan pasangan, pria dinilai dari sebanyak apa investasi terhadap sumber daya yang dimiliki. Investasi ini akan membawa manfaat untuk keturunannya. Makin lebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin, makin besar kemungkinan peningkatan tingkat kematian pria.

Seorang pria yang memiliki sumber daya seperti uang, rumah dan keamanan finansial lebih besar kemungkinannya menemukan pasangan seksual.

Dalam kedua kasus tersebut, ada kesenjangan antara puncak dan bawah, antara pria yang dominan atau paling kaya dengan pria paling tidak dominan atau miskin.

 
famezine.net
"Kehilangan posisi dalam masyarakat pelaku poligami atau memiliki kondisi ekonomi yang lemah artinya kehilangan hampir semua kesempatan untuk menemukan pasangan seksual. Terlebih lagi, 2 faktor ini berkaitan karena orang yang mendapat bagian terbesar dari kekayaan ekonomi seringkali hampir sama artinya dengan menjadi pejantan yang dominan," kata Kruger.

Dalam persaingan di mana sang pemenang mendapatkan semuanya, sedikit sekali pria yang mau mengalah dan akan berusaha mempertaruhkan segalanya untuk bisa sampai ke puncak.

Dari dua penelitian di atas terlihat masalah usia terkait pada genetika dan psikologis. Secara kodrat, takdir yang sudah digariskan lewat DNA susah untuk disanggah. Namun, penyebab psikologis seperti persaingan antar lelaki akan seks masih bisa diatasi bila tercipta keadilan dan rasa syukur.

Meski poligami masih disahkan oleh beberapa kepercayaan, pastinya monogami lebih bisa membantu agar tak tercipta kesenjangan, baik antar lelaki maupun kaum wanita.



 

Comments