PENGGERUSAN DALAM BIDANG FARMASI, BUKAN SEKEDAR “GERUS”

{UNIQUE NEWS CENTER at home and abroad}

PENGGERUSAN DALAM BIDANG FARMASI, BUKAN SEKEDAR “GERUS”
Sartika                                     (G1F009001)
Nurul Layyin H.                      (G1F009002)
Tri Ayu Apriyani                     (G1F009004)
Jurusan Farmasi FKIK Universitas Jenderal Soedirman, Jln dr. Soeparno Purwokerto
Abstrak
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi sediaan farmasi. Proses penggerusan bertujuan untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ada dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan blender. Sedangkan penggerusan sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu mesin penggerus butir kasar, butir sedang  dan butir halus. Pemilihan klasifikasi ini disesuaikan dengan tujuan bentuk sediaan farmasi yang dikehendaki tergantung dari material dan sifat fisika kimia, ukuran partikel awal dari bahan yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk. Mikrokontroler AVR ATmega16 merupakan salah satu alat penggerusan bahan obat otomatis yang bertujuan untuk meringankan beban para apoteker dalam penggerusan obat.

Keyword: Penggerusan, butir kasar, butir sedang, butir halus, Mikrokontroler AVR ATmega16.

Dalam beberapa waktu yang terakhir ini terjadi perubahan teknologi dalam cara pembuatan sediaan farmasi contohnya yaitu serbuk. Formulasi sediaan obat berupa serbuk sampai saat ini masih merupakan alternatif utama pada proses pengobatan terutama pada pasien anak-anak dengan alasan belum dapat minum obat dalam bentuk tablet dan kaplet. Hanya  sedikit zat yang digunakan di bidang farmasi berada dalam ukuran optimum, dan kebanyakan zat-zat harus diperkecil ukurannya pada tahap-tahap tertentu selama pembuatan bentuk sediaan dan salah satu caranya denggan penggerusan.
Penggerusan adalah proses mekanik untuk memperkecil ukuran zat padat. Proses penggerusan merupakan dasar opresional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau ukuran butiran dapat menentukan tingkat homogenitas zat aktif dan tingkat kerja optimal (Kurniawan, 2009).
Ada dua cara penggerusan yaitu penggerusan dengan mortir stamper dan penggerusan dengan blender.
 
Gambar 1. Mortir dan Stemper
 
Gambar 2. Blender di Industri
Lumpang/mortir biasanya digunakan untuk skala reseptur (peracikan di apotek) karena alat dan cara penggunaannya yang sederhana, alunya (stamper) digunakan untuk menggerus bahan, terutama yang berbentuk serbuk, sedangkan di industri biasanya menggunakan sistem penggerusan dengan blender karena sistem ini merupakan alat penggerusan yang otomatis untuk bahan yang lebih banyak sehingga bahan obat yang ingin digerus dapat halus dengan cepat (Kurniawan, 2009).
Jenis peralatan penggerusan yang akan dipilih didasarkan pada:
  1. Spesifikasi produk (kisaran ukuran, distribusi ukuran partikel, bentuk, kelembaban, sifat-sifat fisika kimia bahan);
  2. Kapasitas penggerus dan laju produksi yang diminta;
  3. Versatilitas pengoperasian (penggerus basah atau kering, perubahan kecepatan cepat dan pengayakan, hal-hal mengenai keselamatan);
  4. Pengontrolan debu (hilangnya bahan-bahan yang mahal, pencampuran adukan, kontaminasi penggerusan);
  5. Sanitasi (mudahnya pembersihan, sterilisasi);
  6. Alat-alat tambahan (sistem pendingin, pengumpulan debu, pengatur pengisian, peringkasan);
  7. Sekali atau terus-menerus; dan
  8. Faktor-faktor ekonomi (biaya, konsumsi tenaga, ruang yang digunakan, upah kerja) (Lachman, 1989).
Penggerusan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sesuai dengan tingkat kehalusan yang dicapai, yaitu mesin penggerus butir kasar, butir sedang  dan butir halus. Pemilihan klasifikasi ini disesuaikan dengan tujuan bentuk sediaan farmasi yang dikehendaki tergantung dari material dan sifat-sifat fisikanya (kekerasan, elastisitas, kelengketan, dan sebagainya), ukuran partikel awal dari bahan yang digerus, dan ukuran partikel akhir produk yang diinginkan. Misalkan dituntut suatu proses penghalusan yang berlangsung lama, maka pertama-tama dilakukan penggerusan kasar, kemudian dilanjutkan dengan suatu cara penggerusan lainnya, yang memungkinkan diperolehnya ukuran partikel terkecil (Kurniawan, 2009).
Sifat zat padat, terutama sifat fisik alamiah dari bahan menentukan kemampuannya untuk melawan pengecilan ukuran dan mempengaruhi pemilihan penggerus untuk menghaluskan bahan tersebut (Kurniawan, 2009). Bahan berserat (glisirhiza, rauwolfia) tidak dapat digerus dengan tekanan atau tumbukan, mereka harus diiris. Bahan-bahan rapuh (tanah liat yang disaring dan dikeringkan, sukrosa) cenderung pecah sepanjang permukaan bidang yang telah dihaluskan dan dapat digerus dengan proses penggerusan, tumbukan dan tekanan. Adanya air lebih dari 5% menghalangi penggerusan, dan sering menyebabkan massa lengket pada penggerusan. Efek ini lebih nyata pada bahan yang halus dari pada partikel yang lebih besar. Pada konsentrasi air lebih dari 50%, massa menjadi cair atau suspensi cairan. Proses menjadi penggerusan basah yang sering memudahkan pengecilan ukuran (Lachman, 1989).
Secara konvensional, ukuran dinyatakan dengan istilah mesh (jumlah lubang pada tiap inci linear dari ayakan). Sebagai klasifikasi pembanding untuk pertimbangan kefarmasian, penggerusan kasar menghasilkan partikel-partikel yang lebih besar dari 20-mesh, penggerusan sedang menghasilkan partikel-partikel berukuran antara 200-sampai 20-mesh (74 sampai 840 mikron), dan penggerusan halus menghasilkan partikel-partikel yang lebih kecil dari 200-mesh. Penggerusan tertentu dapat bekerja dengan baik dalam lebih dari satu kelas. Penggerusan pula dapat dipakai untuk pemnbuatan granulasi 16-mesh dan menggerus zat bentuk kristal sampai serbuk 120-mesh. Umumnya bahan-bahan yang digunakan di bidang farmasi dapat diperkecil menjadi partikel kurang dari 40 mesh dengan penggerus-penggerus bola, penggiling, palu energi cairan (Lachman,1989).
 
Gambar 3. Ayakan dalam satuan mesh
Beberapa waktu yang terakhir ini terjadi perkembangan teknologi dalam cara pembuatan sediaan farmasi dalam hal ini serbuk. Adapun salah satu contoh pengembangan alat penggerus di bidang teknologi farmasetika mencoba mengembangkan alat penggerusan obat otomatis yang berbasis Mikrokontroler AVR ATmega16 dengan disertai tampilan LCD. Tujuan utamanya untuk meringankan beban para apoteker dalam penggerusan obat secara dan menggatinya dengan alat penggerus yang otomatis sehingga dapat mempermudah pekerjaan apoteker dalam meracik obat (Noviana, 2010).
 
Gambar 4. tampak dalam tempat penggerus obat
 
Gambar 5. tampak depan tempat penggerus obat

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, D.W. , T.N. Saifullah. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi . Graha Ilmu,Yogyakarta.
Lachman, L., dkk. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI Press. Jakarta.
Noviana, Eva.2010. Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega 16 disertai Tampilan Lcdhttp://eprints.undip.ac.id/20852/1/JURNAL_TA_eva.pdf. Diakses tanggal 19 Mei 2012
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Comments