Susan Dan Unyil Loe Kok Kagak Gede2 Sich Ampe Sekarang

_COMPLEX COMMUNITY_
Mengenang Masa2 Kecil Yang Perlahan Mulai Hilang Karena Waktu

1. SUSAN


Mungkin Bagi Agan2 Semua Nyang Pernah Jadi anak Kecil Era 90'an Mungkin Masih Inget Ama Boneka Susan yang cerewet,lucu,pintar.Nach Susan Tuch Lahir Sekitar Tahun 1990 an.
Loe bayangi aja mungkin sekarang Umur Susan uda 20thn dan yang gw heran tuch badan susan kok kagak gede2  gan padahal gw ngebayangi seandainya boneka susan tuh dibuat jadi agak tinggi kan SUSAN masih bisa menghibur anak2 kecil jaman Sekarang yang udah mulai kagak bisa menyanyikan lagu2 anak2 kecil di zaman kita dan berdasarkan surve sebagian anak2 dindonesia yang sekarang kagak tau lagi tuch lagu2 anak kecil, malahan sekarang anak2 kecil di indonesia hanya bisa menyanyikan lagu2 orang dewasa bahkan mereka bisa hafal sebuah lagu milik orang2 dewasa hanya di luar kepala meraka,padahal lagu yang tersebut belum pantas untuk mereka nyanyikan.Apakah sekarang industri musik untuk lagu anak2 udah bener2 mati dan ini sepenggal lagu Susan yang masih gw inget

Susan..Susan...Susan Kalau Gede Mau Jadi Apa (nyatanya Loe kagak gede2 San) dan gue dah kagak inget lagi 

2. Si Unyil

Nach Satu lagi nich boneka yang kagak gede2 padahal sich unyil lahir sekitar tahun 1981
dan mungkin Umur Si Unyil kira 29 thn lebih tua empat dari gue yang notabene sekarang umur gw 25thn

Sebenernya Si Unyil Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini menceritakan tentang seorang anak Sekolah Dasar (yang lalu akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi Sekolah Menengah Pertama) bernama Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata "Unyil" berasal dari "mungil" yang berarti "kecil".

Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu dong!"

Saat ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta.

Film ini pernah dicoba diangkat lagi oleh PPFN dengan bantuan Helmy Yahya pada tahun 2001, dengan meninggalkan atribut lama dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha itu gagal.

Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil, digawangi oleh Trans7. Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan, kecuali beberapa yang diperbaharui seiring zaman. Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" kini jadi "Gopek dulu dong"; dan Unyil didampingi temannya membahas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki teman si Unyil.

Tokoh

Unyil, Ucrit, dan Usro
Ketiga karakter ini merupakan karakter utama dalam film Si Unyil
Pak Raden
ia memiliki karakter jawa yang kental. Kain beskap berwarna hitam lengkap dengan blangkon dan tongkat dengan pegangan mirip gagang payung dan di sertai dengan kumis tebal yang melintang merupakan ciri khas Pak Raden. Segala sesuatu yang di kerjakan selalu mengacu pada primbon kesayangan nya. Selalu berusaha menghindar bila ada kerjabakti di desa sukamaju dengan alasan penyakit encok nya kambuh.

Tokoh Pak Raden ini juga memiliki sifat yang pelit terhadap tetangga nya, sehingga seringkali buah mangga nya di curi oleh Pak Ogah. Seperti hal nya kebanyakan tokoh yang memiliki darah biru, Pak Raden juga memelihara burung perkutut serta memiliki bakat seni lukis yang mumpuni. Pak Raden juga mempunyai tawa khas yang menggelegar. Selain itu pula sifat jelek Pak Raden adalah cepat naik darah alias pemarah.

Pak Ogah
Ia dikenal sebagai seorang tunakarya yang kepalanya gundul dan kerjanya sehari-hari adalah duduk di pos ronda dan meminta uang dari orang-orang yang lewat.

Dua kalimat Pak Ogah yang paling terkenal adalah, "Ogah, aah" dan "Cepek dulu dong." Ogah adalah bahasa sehari-hari untuk mengatakan "tidak", biasanya karena kemalasan. Misalnya apabila seseorang diajak temannya untuk pergi ke suatu tempat, tapi ia ingin tinggal di rumah, ia dapat berkata, "Ogah, aah." Perlu diperhatikan bahwa kata "ogah" ini memiliki konotasi kurang sopan bila digunakan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi status sosialnya.

"Cepek" sebenarnya berarti seratus, diserap dari dialek Hokkian dan dalam hal ini adalah satu keping uang logam seratus Rupiah. Pak Ogah dalam film seri biasanya hanya mengijinkan orang lewat di depan pos rondanya bila mereka memberinya seratus rupiah atau cepek terlebih dahulu.

Karena ketenaran seri Si Unyil, kata Pak Ogah kemudian memasuki wahana populer dan menjadi istilah umum untuk menyebut semua tunakarya yang lebih senang bermalas-malasan atau melakukan pekerjaan ringan. Misalnya di perempatan jalan yang sibuk, sering kali karena satu alasan atau yang lain tidak ada petugas polisi yang mengatur lalu-lintas, seseorang yang bukan petugas polisi namun kemudian mengatur arus kendaraan dan meminta uang sebagai imbalan sering disebut "Pak Ogah".

selesai juga nich thread

ane kagak nolak 
ane kagak minta 

kalau berkenan di rate ya and comment2 yang bagus and no junk

Comments